Raja Ampat : Another Heaven on Earth

The poetry of the earth is never dead…
ungkapan John Keats, seorang penyair Inggris, memang tepat adanya saat kami melihat pemandangan laut Raja Ampat dari resort yang akan menjadi tempat tinggal kami selama beberapa hari. Pemandangan laut yang luas dan deburan ombak bersatu dengan kicauan burung dan rimbunnya hutan membentuk puisi indah yang sejenak menghentikan detak waktu. Lelah akibat perjalanan jauh dari Jakarta ke Raja Ampat terbasuh sudah.

Perjalanan ke Raja Ampat kami tempuh dengan penerbangan rute Jakarta-Makassar-Sorong. Penerbangan ke Sorong dari Makasar berangkat jam 4 pagi, sehingga kami harus rela menunggu di bandara Makasar. Menunggu akan terasa membosankan jika tidak diisi kegiatan. Tapi ini teratasi karena kami bisa mengabadikan berbagai detil menarik seputar arsitektur bandara dan orang yang lalu lalang di bandara. Jangan pernah berhenti memotret dalam kondisi apapun, begitulah tips pertama dalam fotografi yang selalu saya ingat. Pesawat akhirnya berangkat dan karena kantuk sebagian dari kami baru tersadar ketika pesawat sudah mendarat di bandara Domine Eduard Osok di Sorong. Bandara yang tidak terlalu besar dengan sistem pengambilan bagasi yang masih semuanya menggunakan tenaga manusia. Akhirnya terpenuhi juga impian untuk menginjakkan kaki di Bumi Cenderawasih. Beberapa orang kami lihat mengambil foto di depan tulisan bandara Sorong. Dalam traveling photography, mengambil foto yang menjadi ikon dari tempat yang kita kunjungi sangat penting sebagai catatan cerita visual dari perjalanan kita.

Raja Ampat, tentunya adalah nama yang sudah tidak asing lagi di telinga para pelancong dunia, apalagi yang memiliki hobby diving, karena tempat ini adalah salah satu spot diving terbaik yang ada di muka bumi. Namun tetap saja untuk perjalanan travelling ke sana, kami dari tim foto135 harus mempersiapkan semua detil termasuk riset lokasi yang akan kami tuju. Kegiatan ini sekarang sangat dimudahkan karena bisa dilakukan dari internet hanya dengan bertanya pada’paman google’. Raja Ampat merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Papua Barat dengan ibukota terletak di Waisai. Konon kawasan ini memiliki 610 pulau dan hanya 35 pulau yang berpenghuni. Raja Ampat sangat terkenal di dunia karena menyimpan sejuta keindahan bawah laut, hal ini disebabkan karena lokasinya yang berada di persimpangan di mana arus samudera Pasifik dan Samudra Hindia bertemu yang menyebabkan biota lautnya tumbuh subur. Wisata bahari di Raja Ampat merupakan salah satu dari 10 wisata menyelam terbaik di dunia. Bank Dunia bekerja sama dengan lembaga lingkungan global menetapkan Raja Ampat sebagai salah satu wilayah di Indonesia Timur yang mendapat bantuan Coral Reef Rehabilitation and Management Program (Coremap) II, sejak 2005. Kami juga tidak lupa untuk melihat-lihat foto-foto tentang Raja Ampat sebagai referensi hunting foto. Riset lokasi juga berguna untuk mempersiapkan peralatan fotografi apa yang akan kita bawa sehingga perjalanan bisa lebih efisien.

Perjalanan ke tempat baru selalu menarik karena selalu ada hal-hal baru yang dapat kita pelajari baik dari kebudayaan, sejarah, arsitektur, legenda dan tidak kalah penting adalah mengenal orang-orang setempat. Sehari di kota Sorong kami bertemu dengan segerombolan anak-anak yang main lompat ke sungai dari atas jembatan. “ Foto saya kaka !” begitu celoteh mereka dengan polos dan antusias saat melihat kami mendatangi mereka dengan kamera. Mereka tersenyum gembira melihat hasil foto yang ditunjukkan dari LCD kamera. Senyum-senyum polos yang akan selalu saya ingat dalam hidup saya.


Tibalah saatnya kami ke Raja Ampat. Sebagai umumnya daerah kepulauan, perjalanan dari Sorong ke Raja Ampat ditempuh dengan transportasi laut, dalam waktu 2,5 jam kapal cepat sudah membawa kami sampai di Waisai. Sesampai di resort, hamparan laut dengan air yang bening membuat lupa akan lelah perjalanan laut. Resort-resort di Raja Ampat memiliki dermaga tempat speedboat pengantar tamu bersandar. Keesokan harinya kami berangkat berkeliling ke pulau-pulau di Raja Ampat. Karena sebagian besar kegiatan foto dilakukan dari atas perahu, penggunaan lensa tele sangat membantu untuk mengabadikan obyek berupa gugusan pulau-pulau serta kegiatan masyarakat di perkampungan yang kami lewati sepanjang perjalanan. Penggunaan sistem fokus untuk obyek bergerak ( Ai Focus) dan pengaturan kecepatan rana yang cepat akan lebih menjamin hasil gambar yang baik. Penggunaan CPL juga disarankan untuk lebih meningkatkan kontras pada langit dan menghilangkan refleksi sinar pada air laut sehingga kita bisa memotret karang-karang laut yang terlihat di bawah air yang bening. Bagi penggemar fotografi abstrak jangan lupa untuk mengabadikan pattern-pattern yang menarik dan berwarna-warni dari batu-batu karang pada pulau-pulau yang dilewati. Untuk mengabadikan keindahan bawah laut penggunaan kamera underwater ataupun kamera yang menggunakan underwater casing bisa dilakukan sambil snorkeling, cukup untuk mengabadikan karang-karang dan ikan laut warna-warni yang hidup pada laut dangkal. Akan tetapi untuk foto-foto laut dalam diperlukan kegiatan menyelam dan kamera dengan underwater casing professional yang harganya cukup mahal.


Usai mengabadikan keindahan laut Raja Ampat, kami menghabiskan sore di dermaga. Sunset yang indah sore itu seperti sebuah bonus bagi penikmat landscape. Untuk memfoto sunset yang baik penggunaan filter gradual Neutral density akan sangat membantu untuk menyeimbangkan eksposure antara langit yang cerah dan daratan yang lebih gelap. Beberapa teknik foto seperti teknik slow speed yang dilakukan dengan penggunaan filter neutral density juga umum dilakukan dalam fotografi landscape untuk mendapatkan air yang tenang, halus atau untuk menimbulkan efek misty. Jangan lupa untuk selalu menggunakan Tripod dan remote shutter untuk menghindari gambar yang shake akibat pemakaian kecepatan rana rendah
Apakah obyek foto Raja Ampat selalu tentang laut? Dalam fotografi diperlukan kreativitas untuk melihat suatu obyek dari berbagai sudut. Hutan-hutan, aneka satwa dan kehidupan masyarakat sehari-hari seperti kegiatan masyarakat di pasar tradisional juga tidak kalah menarik untuk diabadikan


Masih banyak yang ingin kami eksplorasi dari Raja Ampat dari sisi fotografi tetapi waktu yang singkat mengharuskan kami untuk kembali pulang. Harapan kami, semoga eco-wisata di Raja Ampat tetap lestari dan tetap menjadi kebanggaan Indonesia di mata dunia dan yang tak kalah penting adalah semoga masyarakat asli yang mendiami pulau-pulau di Raja Ampat mendapat manfaat langsung dari industry eco-wisata yang ditawarkan oleh resort-resort di Raja Ampat.

Akhirnya Papua dan segala dinamikanya memberikan kenangan yang sangat indah dalam sebuah fragmen hidup saya, seindah dan sepolos senyum anak-anak Papua yang kami temui di hari pertama menginjakkan kaki di Papua.

Dalam bising deru pesawat yang membawa kami pulang, diam-diam saya berbisik di dalam hati “Raja Ampat, suatu saat nanti, saya akan kembali”.

Create a free website or blog at WordPress.com.